CARAPANDANG - Lebih dari 1.100 orang meninggal di Spanyol akibat gelombang panas yang berlangsung selama 16 hari dan berakhir pada Senin (18/8/2025). Data ini diumumkan Rabu (19/8/2025) oleh Institut Kesehatan Carlos III, dilansir dari The Straits Times.
Laporan tersebut menyebutkan adanya 1.149 kematian berlebih di Spanyol dalam rentang waktu 3 hingga 18 Agustus. Suhu yang sangat tinggi dianggap sebagai faktor utama penyebabnya.
Data ini berasal dari Sistem Pemantauan Kematian Spanyol (MoMo) yang membandingkan angka kematian dengan tren historis. Analisis juga menggunakan data cuaca dari badan meteorologi nasional AEMET.
Faktor eksternal dimasukkan untuk menilai kemungkinan penyebab lonjakan angka kematian. Meskipun tidak dapat membuktikan sebab-akibat secara langsung, MoMo dianggap memberikan perkiraan paling andal mengenai kematian yang sangat mungkin dipicu panas ekstrem.
Pada bulan Juli, Spanyol juga mencatat kematian berlebih akibat panas yang mencapai 1.060 orang. Angka tersebut menunjukkan kenaikan 57 persen dibanding periode yang sama pada 2024.
Data ini menegaskan adanya risiko kesehatan serius, terutama bagi kelompok masyarakat yang rentan terhadap suhu tinggi. Spanyol kini menjadi salah satu negara yang paling terdampak gelombang panas.