Sebagai langkah antisipasi, pemerintah Korea Selatan akan mengaktifkan dana sebesar 10 triliun won (sekitar Rp111,2 triliun) untuk menstabilkan rantai pasokan. Menteri Perindustrian Ahn Duk-geun bahkan telah mengunjungi AS untuk membahas peluang kerja sama industri dan investasi dengan pejabat penting pemerintah dan Kongres AS.
Selain itu, Korea Selatan juga tengah mencari negara alternatif impor guna mengurangi ketergantungan pada satu negara tertentu. Perluasan kerjasama perdagangan itu akan dilakukan Korea Selatan dengan negara-negara berkembang seperti Uni Emirat Arab dan Guatemala, serta menjalin kemitraan mineral strategis dengan Tanzania dan Cile.
Dalam pertemuan terpisah dengan para menteri ekonomi, penjabat presiden Choi mengatakan pemerintah akan menyediakan asuransi perdagangan hingga 100 triliun won untuk perusahaan ekspor skala kecil dan menengah. Kementerian terkait juga akan menyiapkan langkah-langkah darurat ekspor pada bulan Februari 2025 mendatang.