Sementara itu, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti menyampaikan selamat atas milad Lazismu yang ke-23. Semoga menjadi lembaga amil zakat yang sesuai taglinenya senantiasa memberi untuk negeri.
Lazismu sebagai lembaga filantropi Islam, menurutnya lahir dari DNA Muhammadiyah melalui spirit berderma (charity). “Kelahiran Muhammadiyah melakukangerakan amal nyata untuk membantu masyarakat yang membutuhkan, salah satunya mewujud dalam pelembagaan Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO),” jelasnya.
Poin saya, lanjut Abdul Mu’ti, Muhammadiyah dengan perkembangannya sebetulnya memberi kesempatan kepada para jamaahnya untuk bisa berderma untuk memberikan yang terbaik.
Sekarang ini saya melihat bahwa ada realitas baru bahkan menjadi trend gerakan baru dalam aktivitas memberi. “Membangun Gerakan zakat tidak lagi sebagai panggilan iman tapi gerakan kebudayaan,” paparnya.
Karena itu, sambungnya, gerakan berderma melaui lembaga resmi masih menjadi tantangan kultural yang tidak sepenuhnya mudah, karena orang tidak cukup memberi dan yang diberi tidak kelihatan ini soal psikologis dan kultur.
“Tantangan kultural ini harus dijawab dan tantangan kelembagaan berupa kepercayaan adalah pilihan kita, jadi harus amanah dan terus membangun kepercayaan itu, sampai akhirnya selamat bagi Lazismu yang mendapat WTP,” tandasnya.