“Kalau hanya mengandalkan fiskal pemerintah, progress pembangunan akan lambat. Karena itu, pemerintah sangat membutuhkan peran swasta untuk bersama-sama memajukan daerah, terutama demi kesejahteraan masyarakat,”jelasnya.
Disisi lain, Kepala Bappeda Pohuwato, Irfan Saleh, dalam paparannya menyoroti potensi besar sumber daya alam Pohuwato yang terdiri dari 13 kecamatan dan 104 desa/kelurahan. Selain kehutanan, juga terdapat potensi pertambangan, perikanan, pertanian, hingga pariwisata.
“Kabupaten Pohuwato terbentuk tahun 2003 dengan jumlah penduduk sekitar 160 ribuan jiwa pada tahun 2024. Namun, indikator kemiskinan masih berada di angka 17,11 persen, pengangguran 3,12 persen, dan gini rasio masih jauh dari angka ideal 0,431. Karena itu, investasi menjadi strategi penting dalam penyelesaian permasalahan ekonomi,”ungkapnya.
Irfan menambahkan bahwa salah satu potensi lain yang bisa dikelola adalah kelapa, khususnya sabut kelapa yang selama ini belum termanfaatkan.
“Semoga BJA bisa melihat peluang ini, agar bisa dimanfaatkan dan memberi nilai tambah,”pungkasnya.
Pertemuan yang berlangsung singkat itu difasilitasi oleh penerjemah, dan pihak Jepang mengaku sangat senang atas sambutan hangat dari pemerintah daerah Pohuwato.