Ia juga menekankan pentingnya peran BNPB dalam pendampingan ke daerah. “Kami berharap BNPB lebih sering turun ke lapangan, tidak hanya ketika bencana sudah terjadi. Upaya preventif jauh lebih penting, dan masyarakat butuh pendampingan sejak dini,” tambahnya.
Vasko mengungkapkan, Sumbar punya pengalaman pahit akibat bencana besar, salah satunya gempa 2009 yang menelan lebih dari 1.100 korban jiwa, merusak lebih dari 135 ribu bangunan, serta menyebabkan kerugian ekonomi hingga Rp22 triliun. “Tragedi itu menjadi pengingat bagi kita semua bahwa mitigasi bukan pilihan, melainkan kebutuhan mendesak,” kata Wagub.
Di hadapan para peneliti dan duta besar Australia, Vasko juga menyampaikan apresiasi terhadap forum akademik internasional ini. “Kami bangga Unand bisa menjadi tuan rumah yang mempertemukan para pakar kebencanaan dari seluruh dunia. Semoga dari konferensi ini lahir jaringan riset global serta rekomendasi kebijakan berbasis penelitian internasional,” tuturnya.
Selain itu, Vasko mengajak para tamu mancanegara untuk mengenal lebih dekat kekayaan budaya dan alam Sumbar. “Sumatera Barat memiliki alam yang indah dan budaya yang kaya. Namun yang lebih penting, bagaimana kita melindungi aset manusia dan budaya tersebut agar tetap lestari di tengah ancaman bencana,” jelasnya.