SHARE

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un kembali menembakkan sedikitnya 10 rudal balistik pada Rabu (2/11). Salah satu rudal bahkan terlihat terbang melintasi perbatasan laut dengan Korea Selatan.

CARAPANDANG - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un kembali menembakkan sedikitnya 10 rudal balistik pada Rabu (2/11). Salah satu rudal bahkan terlihat terbang melintasi perbatasan laut dengan Korea Selatan.

Dilansir Bloomberg, peluncuran itu terjadi sehari setelah Pyongyang mengancam akan bertindak jika Amerika Serikat (AS) tidak menghentikan latihan militer dengan Korea Selatan.

Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol menyebut peluncuran itu sebagai pelanggaran teritorial, dan negaranya menanggapi beberapa jam kemudian dengan menembakkan tiga rudal udara menuju perairan internasional di sisi perbatasan laut Korea Utara yang dikenal sebagai Garis Batas Utara NLL.

Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan menyatakan Korut menembakkan sedikitnya 10 rudal berbagai jenis ke arah timur dan barat. Korsel juga menutup beberapa rute udara di timur semenanjung untuk alasan keamanan.

Jumlah ini bertambah dari laporan sebelumnya yang menyebut tiga rudal yang ditembakkan dari provinsi Kangwon Korea Utara di pantai timur ke laut sekitar pukul 08.51 waktu setempat.

Kantor berita Yonhap melaporkan Korsel memprotes langkah tersebut, yang terjadi saat itu dalam masa berkabung nasional atas tragedi Halloween Itaewon yang menewaskan 156 orang pekan lalu. Militer Korea Selatan juga meningkatkan tingkat kewaspadaannya.

JCS melaporkan peluncuran rudal ini mendorong pemerintah setempat untuk mengeluarkan peringatan serangan udara. Pertahanan tidak mengonfirmasi apakah ada peringatan dan tidak ada laporan atau kerusakan.

"Militer kami tidak akan pernah bisa mentolerir tindakan provokatif Korea Utara dan akan dengan tegas menanggapinya dalam kerja sama yang erat dengan AS," kata JCS seperti dikutip Yonhap, Rabu (2/11).

Peluncuran rudal kedua dalam waktu kurang dari sepekan ini merupakan provokasi Korsel di saat sekutu pada hari Senin untuk memulai latihan militer gabungan bertajuk Vigilant Storm.

Latihan tersebut melibatkan lebih dari 240 pesawat, termasuk jet siluman canggih di tengah spekulasi yang berkembang bahwa Korea Utara akan segera melakukan uji coba nuklir.