Sama seperti Shahin, Fedaa al-Qirshaly (35), seorang dokter yang menetap di Gaza, mengubah tenda sementaranya menjadi klinik darurat untuk memberikan layanan medis gratis bagi para pengungsi di Rafah.
Ibu lima anak itu bercerita dirinya pindah ke Rafah bersama anak-anaknya untuk mencari perlindungan, tetapi kemudian mengetahui bahwa di tempat-tempat penampungan yang penuh sesak, banyak pengungsi yang tidak memiliki akses ke layanan medis.
"Saya lantas memutuskan untuk memberikan layanan kesehatan kepada mereka secara gratis," kata al-Qirshaly.
Baik Shahin maupun al-Qirshaly memberikan pertolongan pertama kepada para pasien, seperti membalut luka, serta konsultasi medis untuk penyakit umum, termasuk batuk dan diare. Mereka juga memberikan obat-obatan yang mereka peroleh dari Kementerian Kesehatan secara gratis kepada pengungsi yang menjadi pasien mereka.
"Klinik-klinik medis darurat mungkin tidak cukup untuk menyediakan segala layanan medis, tetapi tentu saja dapat mengurangi beban harian rumah sakit," tutur al-Qirshaly.
Sejak 7 Oktober 2023, Israel telah melancarkan serangan besar-besaran di daerah kantong pesisir tersebut sebagai balasan atas serangan tak terduga yang dilakukan militan Hamas, yang menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel selatan, menurut perhitungan pihak Israel.