Mantan mahasiswa Teknik Kimia ini mengungkapkan, setiap bulan perusahaannya menerima sekitar 600 sampai 700 pasien dengan tarif Rp 50.000 per pasien. Omzet perusahaannya sekitar Rp20 juta sampai Rp22 juta per bulan. “Kalau setiap terapis menangani 60 pasien per bulan dengan tarif Rp 50.000, maka setiap terapis bisa mendapat Rp3 juta – Rp4 juta per bulan. Itu sudah bersih dan belum termasuk tip”, ungkap Hikmat.
Meski usaha pijat shiatsunya berkembang, Hikmat tidak pelit ilmu. Hikmat membuka kesempatan bagi penyandang disabilitas sensorik netra yang mau belajar shiatsu melalui Sentra Wyata Guna maupun secara personal. Harapannya, di tengah persaingan kerja yang sulit, akan banyak teman-teman sensorik netra yang bisa bekerja dan memiliki perekonomian mandiri. dilansir kemensos.go.id