"Aksi-aksi canggung ini telah memberikan peringatan bagi banyak orang di dunia dan mengingatkan orang-orang mengenai risiko dan tantangan yang dihadapi NATO, sebagai sisa dari Perang Dingin dan produk dari konfrontasi blok serta politik blok, yang akan membawa perdamaian dan stabilitas dunia," ungkap Lin Jian.
Lin Jian meminta agar politisi Barat yang kehidupan politiknya hampir berakhir, untuk tidak mengobarkan api, melakukan provokasi, dan saling menyalahkan demi mencoba meninggalkan warisan buruk.
"China akan tetap berpegang pada jalur pembangunan damai dan memberikan lebih banyak stabilitas dan energi positif ke dalam perdamaian dan stabilitas dunia melalui pembangunannya sendiri dan kerja sama internasional. Melihat China sebagai musuh khayalan NATO hanya akan menjadi bumerang bagi NATO sendiri," jelas Lin Jian.
Secara khusus terhadap AS di NATO, Lin Jian mengungkapkan AS telah berulang kali berjanji untuk menghadapi China dengan apa yang disebut sebagai "posisi yang kuat".
"Ungkapan tersebut mencerminkan betapa arogan dan mendominasinya AS. Di dunia ini, tidak ada negara yang lebih unggul dari negara lain, dan tidak ada seorang pun yang berhak menindas negara lain. Negara mana pun yang berpikir bahwa mereka dapat menindas negara lain dengan memperkuat 'posisi mereka' adalah tindakan yang bertentangan dengan tren zaman dan tidak akan didukung oleh komunitas internasional," ungkap Lin Jian.
Lin Jian meminta agar politisi Barat yang kehidupan politiknya hampir berakhir, untuk tidak mengobarkan api, melakukan provokasi, dan saling menyalahkan demi mencoba meninggalkan warisan buruk.
"China akan tetap berpegang pada jalur pembangunan damai dan memberikan lebih banyak stabilitas dan energi positif ke dalam perdamaian dan stabilitas dunia melalui pembangunannya sendiri dan kerja sama internasional. Melihat China sebagai musuh khayalan NATO hanya akan menjadi bumerang bagi NATO sendiri," jelas Lin Jian.
Secara khusus terhadap AS di NATO, Lin Jian mengungkapkan AS telah berulang kali berjanji untuk menghadapi China dengan apa yang disebut sebagai "posisi yang kuat".
"Ungkapan tersebut mencerminkan betapa arogan dan mendominasinya AS. Di dunia ini, tidak ada negara yang lebih unggul dari negara lain, dan tidak ada seorang pun yang berhak menindas negara lain. Negara mana pun yang berpikir bahwa mereka dapat menindas negara lain dengan memperkuat 'posisi mereka' adalah tindakan yang bertentangan dengan tren zaman dan tidak akan didukung oleh komunitas internasional," ungkap Lin Jian.