CARAPANDANG - Presiden Amerika Serikat Donald Trump memerintahkan peninjauan ulang terhadap dukungan AS terhadap organisasi internasional. Organisasi yang dimaksud termasuk Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia, dilansir dari Deutsche Welle, Kamis (24/4/2025).
Langkah ini dilakukan menjelang Pertemuan Musim Semi kedua lembaga tersebut di Washington. Kebijakan ini telah menimbulkan kekhawatiran atas masa depan serta peran AS dalam struktur keuangan global.
Trump menilai lembaga-lembaga seperti IMF dan Bank Dunia memberikan keuntungan yang lebih besar bagi negara lain ketimbang bagi AS sendiri. Peninjauan ini dilakukan di tengah sorotan terhadap IMF.
Lembaga tersebut baru saja menyetujui bantuan utang senilai $20 miliar (Rp337,6 triliun) untuk Argentina, negara dengan utang terbesar kepada IMF. Sementara itu, selama pandemi COVID-19, Bank Dunia telah menyalurkan dana sebesar $170 miliar (Rp2.870 triliun) kepada lebih dari 100 negara.
Namun, aktivitas lembaga ini sering kali luput dari perhatian publik. Desakan ini juga datang dari Project 2025, sebuah kerangka kebijakan konservatif yang berafiliasi dengan masa jabatan kedua Trump.
Mereka menyebut IMF dan Bank Dunia sebagai “perantara mahal” yang membuang-buang dana pajak AS. Langkah ini dinilai sejalan dengan kebijakan Trump sebelumnya, seperti menarik AS dari Perjanjian Iklim Paris dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
