“Dulu itu di Jakarta ada tim reaksi cepat yang patroli setiap malamnya, bahkan di setiap Polres pun ada untuk mengantisipasi kejahatan jalanan di daerahnya. Ini yang harus dihidupkan kembali. Tak hanya di Jakarta, tapi di daerah-daerah lainnya juga,” katanya.
Di samping itu, dia berharap adanya kerja sama antara Kepolisian dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Inovasi (Kemendikbudristek) dalam rangka memberi edukasi kepada kelompok geng motor yang banyak di antaranya masih di bawah umur.
Sebab, kata dia, sektor pendidikan memiliki peranan penting agar perilaku anak tidak menyimpang. “Intervensi dari sekolah penting untuk memastikan anak-anak tidak terjerumus pada perilaku nakal yang bisa berujung pada tindakan pidana. Selain pengawasan dan pendampingan, tindakan tegas melalui sanksi edukasi sangat diperlukan untuk menimbulkan efek jera,” ujar Didik.
Selain itu, tambah dia, diperlukan pula ketahanan keluarga yang kuat agar anak-anak tidak terpengaruh mengikuti kegiatan-kegiatan buruk sebagai bentuk pelarian dari permasalahan atau ketidaknyamanan yang ada di rumah.
“Jadi perhatian dari orang tua dan keluarga menjadi yang terutama untuk membina dan mengarahkan anak ke arah aktivitas yang positif. Serta berikan pengawasan terhadap kegiatan anak di luar rumah yang memungkinkan mereka bertindak negatif karena terbawa arus pergaulan,” jelasnya.