Alat tersebut dapat mengenali 288 kondisi yang berbeda dan memberikan tiga saran teratas yang benar dalam 84 persen kasus. Saat ini, alat DermAssist Google sedang menjalani pengujian pasar lebih lanjut melalui rilis terbatas.
Meskipun alat ini memiliki label CE sebagai Perangkat Medis Kelas 1 di Wilayah Ekonomi Eropa, alat ini belum dievaluasi oleh FDA Amerika Serikat dan hanya dimaksudkan untuk tujuan informasi, bukan diagnosis medis.
Meskipun Google menyertakan penegasan bahwa hasil pencarian adalah informasi dan bukan diagnosis, ada kemungkinan orang akan mencoba menggunakan alat ini untuk mendiagnosis diri sendiri. Menambahkan penafian semacam itu mengalihkan tanggung jawab ke pengguna sementara Google tetap menyediakan layanan serupa.
Penting juga untuk berhati-hati dalam menggunakan alat diagnostik kecerdasan buatan. Salah satu kritik yang sering muncul terkait pengidentifikasian kondisi kulit adalah ketidakakuratan alat tersebut untuk pengguna dengan warna kulit yang lebih gelap.
Penelitian menunjukkan bahwa kurangnya representasi data yang mencakup berbagai jenis kulit dalam basis data gambar yang digunakan untuk melatih sistem kecerdasan buatan dapat mengurangi akurasi pengenalan kondisi kulit pada individu dengan warna kulit gelap.
Google telah berusaha untuk mengatasi masalah ini. Mereka bekerja sama dengan profesor Harvard, Ellis Monk, untuk mempromosikan Monk Skin Tone Scale (MST) dan praktik terbaik dalam pengembangan kecerdasan buatan.