Kala itu, pada tanggal 8 sebelum masehi, kalender hanya terdiri dari 10 bulan, dan orang-orang Romawi menganggap musim dingin sebagai satu periode yang tidak dibagi menjadi beberapa bulan. Akhirnya, Romawi menetapkan bulan Januari dan Februari. Februari menjadi bulan terakhir dan memiliki hari paling sedikit.
Lalu, di zaman kekuasaan Julius Caesar juga menyesuaikan kalender agar sejajar dengan matahari dan menambahkan Hari Kabisat melalui dekrit di zamannya.
Pada tahun 1582, Paus Gregorius XIII mengadopsi kalender Gregorian, yang sekarang kita gunakan, dan menetapkan bahwa semua tahun yang dapat dibagi empat adalah tahun kabisat, kecuali tahun abad, yang harus habis dibagi 400 agar dapat dianggap tahun kabisat. Jadi meskipun tahun 2000 adalah tahun kabisat, tahun 2100 dan 2200 tidak akan menjadi tahun kabisat.
Pada tahun 1700-an, hukum Inggris juga menetapkan 29 Februari sebagai Hari Kabisat.
Tahun kabisat terjadi setiap empat tahun sekali, kecuali jika jatuh pada tahun abad yang tidak dapat dibagi empat. Tahun kabisat berikutnya akan jatuh pada tahun 2028.
Hari Kabisat pada tahun tersebut akan diperingati pada hari Selasa, 29 Februari. Setelah itu, tahun kabisat berikutnya adalah tahun 2032, ketika Hari Kabisat jatuh pada hari Minggu, 29 Februari. dilansir kompas.tv