Namun demikian, terapi yang ia jalani tidak berarti bahwa segala sesuatunya dapat dijamin, dan Dion berkata bahwa ia tidak dapat menjawab apakah ia akan melakukan tur lagi.
“Selama empat tahun saya berkata pada diri sendiri bahwa saya tidak akan kembali, bahwa saya siap, bahwa saya belum siap,” katanya.
Di sisi lain, ia tidak ingin hanya menunggu meski secara moral sulit untuk hidup dari hari ke hari.
“Ini sulit, saya bekerja sangat keras dan besok akan lebih sulit lagi. Besok adalah hari yang lain. Namun ada satu hal yang tidak akan pernah berhenti, yaitu kemauan. Itu adalah gairah. Itu mimpinya. Itu adalah tekadnya,” ujarnya.
Dion menambahkan bahwa pada akhirnya cinta dari keluarga dan anak-anak saya, juga cinta dari para penggemar, dan dukungan dari tim adalah hal yang membantunya untuk terus maju.
“Orang yang menderita SPS mungkin tidak cukup beruntung atau tidak memiliki sarana untuk mendapatkan dokter dan pengobatan yang baik. Saya memiliki sarana itu, dan ini adalah anugerah. Terlebih lagi, saya memiliki kekuatan ini dalam diri saya. Saya tahu tidak ada yang bisa menghentikan saya,” pungkasnya.
Diketahui, Stiff Person Syndrome sering mengakibatkan kekakuan otot yang parah dan progresif serta kejang pada bagian bawah dan punggung serta tidak ada obat untuk kondisi ini. dilansir antaranews.com