Sebagai negara yang sangat bergantung pada ekspor, Vietnam berharap tarif tersebut dapat diturunkan ke kisaran 22 hingg 28 persen. Pemerintah Vietnam menyatakan akan menindak praktik “penipuan dagang”, meski belum menjelaskan langkah konkret yang akan diambil.
Banyak perusahaan multinasional sebelumnya menerapkan strategi “China plus one” untuk mengurangi ketergantungan pada Tiongkok. Salah satu langkahnya adalah dengan memindahkan sebagian produksi mereka ke Vietnam.
Posisi Vietnam menjadi semakin rumit karena di satu sisi harus menjaga hubungan dagang dan keamanan dengan Amerika Serikat. Sementara di sisi lain, Vietnam tidak ingin memprovokasi Tiongkok, yang merupakan salah satu investor terbesar dan tetangganya di kawasan.
Menanggapi situasi ini, Kantor Pemerintah Vietnam menggelar rapat darurat pada 3 April, beberapa jam setelah Trump mengumumkan tarif baru. Fokus pertemuan adalah membahas kekhawatiran Washington atas dugaan pelanggaran kekayaan intelektual dan praktik transhipment ilegal.
Kementerian Perdagangan dan otoritas bea cukai diperintahkan memperketat pengawasan serta merancang rencana menindak penyelundupan dagang dalam dua minggu. Tenggat ini dapat diperpanjang hingga akhir April, dengan tetap mempertimbangkan sensitivitas hubungan dengan Tiongkok.