Lebih lanjut, kata Shinta, dalam pertemuan ini, Apindo menyoroti kolaborasi yang lebih kuat melalui Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) untuk kemitraan strategis, khususnya pada hilirisasi industri dan EBT.
Apindo juga akan bekerja sama dengan Pemerintah dan para pemangku kepentingan untuk menyederhanakan regulasi, meningkatkan transparansi dan memastikan kesetaraan bagi semua investor, termasuk Korea Selatan.
"Dalam lanskap perdagangan global, khususnya dampak rezim tarif baru Amerika Serikat, Indonesia dan Korea harus berkolaborasi untuk memperkuat rantai pasok dan memperluas perdagangan bilateral," imbuh Shinta.
Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan menerima kunjungan kehormatan dari Federation of Korean Industries (FKI) di Istana Merdeka Jakarta, Senin, pukul 11.00 WIB.
Pertemuan ini merupakan upaya untuk memperkuat hubungan ekonomi antara Indonesia dan Korea Selatan.
Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) memperkuat kerja sama di sektor hilirisasi industri, energi terbarukan, infrastruktur serta ekonomi digital.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani mengatakan total investasi Korea Selatan hingga 2023 mencapai 15,4 miliar dolar AS atau Rp260 triliun. Kemudian pada 2024, mencatatkan rekor tertinggi hingga 2,98 miliar dolar AS.