CARAPANDANG - Pemerintah Jepang akan memberikan bantuan hibah darurat sekitar $6 juta (Rp99,3 miliar) bagi korban gempa di Myanmar. Bantuan ini akan disalurkan melalui organisasi internasional, mengingat besarnya kebutuhan kemanusiaan akibat bencana tersebut.
Gempa berkekuatan 7,7 magnitudo yang terjadi pada Jumat (28/3/2025) lalu telah menewaskan lebih dari 2.700 orang. Gempa tersebut juga menyebabkan ribuan lainnya kehilangan tempat tinggal, dikutip dari Japan Today.
Sebagai bagian dari respons kemanusiaan, Jepang telah mengirimkan tim medis yang terdiri dari 32 orang, termasuk dokter dan perawat. Tim ini telah berangkat dari Tokyo pada Rabu dini hari untuk membantu para korban di Myanmar.
Selain itu, Jepang juga menyediakan bantuan darurat berupa perlengkapan sanitasi, air bersih, dan alat pemurni air. Bantuan ini akan disalurkan melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Sejauh ini, Jepang telah mengirimkan 240 lembar terpal tahan air dan 450 tenda untuk membantu para pengungsi yang kehilangan tempat tinggal. Pemerintah Jepang menegaskan bahwa mereka akan terus memberikan bantuan kemanusiaan yang dapat langsung dirasakan manfaatnya oleh rakyat Myanmar.
Jumlah korban tewas akibat gempa terus bertambah, dengan laporan dari junta Myanmar menyebutkan lebih dari 2.700 korban jiwa. Selain itu, dua warga Jepang dilaporkan terluka di Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar yang berdekatan dengan pusat gempa.
