Kishida dan Presiden Indonesia Joko Widodo, yang menjabat sebagai ketua bersama, akan mengadakan konferensi bersama setelah pertemuan puncak.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan harapannya agar Jepang dapat berkontribusi dalam menjaga ketahanan kawasan Indo-Pasifik.
Pertemuan tersebut berlangsung ketika Tokyo memperkuat hubungannya dengan negara-negara berkembang, yang secara kolektif disebut "Global South," termasuk negara anggota ASEAN, untuk memanfaatkan pertumbuhan mereka sambil mencoba melawan peningkatan kekuatan ekonomi dan militer China.
Jepang memandang hubungannya dengan ASEAN sebagai hal yang penting secara strategis, karena blok tersebut berhadapan dengan Laut China Selatan, yang merupakan salah satu jalur maritim tersibuk di dunia.
Beberapa negara anggota ASEAN memiliki klaim teritorial yang tumpang tindih dengan China di jalur tersebut.
Kerja sama penting Tokyo dengan ASEAN dimulai pada 1973, ketika mereka membentuk forum karet sintetis sebagai solusi perselisihan perdagangan mengenai ekspor karet Jepang.
Kishida mengatakan bahwa Jepang akan mendorong pertukaran pemimpin bisnis muda dengan kawasan tersebut.
ASEAN terdiri dari Indonesia, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Myanmar, yang berada di bawah kekuasaan militer sejak kudeta Februari 2021, tidak diundang ke pertemuan puncak tersebut.