Dalam beberapa hari terakhir, pasukan Israel telah beberapa kali menyerang pos-pos UNIFIL di Lebanon, menyebabkan pasukan penjaga perdamaian PBB mengalami luka-luka dan memicu kritik dari masyarakat internasional. Pada Rabu (16/10), sebuah tank Merkava milik tentara Israel menembaki menara pengawas UNIFIL di dekat Desa Kafr Kila, Lebanon tenggara, menghancurkan dua kamera dan merusak sebuah menara.
Merespons pernyataan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya yang mendesak PBB untuk "menjauhkan pasukan UNIFIL dari bahaya," Jean-Pierre Lacroix, selaku under-secretary general PBB untuk operasi perdamaian, pada Senin (14/10) mengatakan bahwa pasukan penjaga perdamaian PBB akan tetap berada di semua pos mereka di Lebanon.
Tenenti menuturkan kepada Xinhua bahwa UNIFIL melakukan kontak secara rutin dengan otoritas Lebanon dan Israel, serta negara-negara penyumbang pasukan. "Situasinya sulit, tetapi negara-negara yang mengirimkan pasukan penjaga perdamaian ke UNIFIL memahami bahwa tugas misi ini sekarang lebih penting dari sebelumnya," paparnya.
"Kami secara rutin menyesuaikan posisi dan kegiatan kami, dan kami memiliki rencana darurat yang siap untuk segala skenario, dari yang terbaik hingga yang terburuk, dan akan diaktifkan jika diperlukan," lanjut Tenenti.