CARAPANDANG - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi menegaskan pentingnya penguatan literasi dan inklusi keuangan untuk membangun kemandirian perempuan, khususnya di sektor bisnis. Hal ini disampaikan Menteri PPPA sejalan dengan delapan (8) misi utama Asta Cita dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025 – 2029, yaitu memperkuat kesetaraan gender menuju Indonesia Emas 2045.
“Literasi keuangan bukan hanya tentang angka dan perhitungan, tetapi tentang kemandirian, keberanian, dan masa depan. Populasi perempuan yang mencakup hampir setengah populasi Indonesia memiliki peran krusial dalam pembangunan ekonomi nasional. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada 2024, 64,5% Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia dikelola oleh perempuan, yang berkontribusi sekitar 61% terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Nasional,” jelas Menteri PPPA, pada Senin (13/10).
Dalam kegiatan Financial Literacy for Women bertema “Generasi Cerdas Keuangan: Perempuan Berdaya, Ekonomi Jaya”, Menteri PPPA menyampaikan PDB Indonesia dapat meningkat hingga 9% pada 2030 jika perempuan memiliki hak dan peluang yang sama dalam pembangunan. Kesetaraan gender dalam ekonomi juga dapat menurunkan angka kemiskinan hingga 25%.