Lebih lanjut, Mahendra berpendapat bahwa karya seni yang lahir dari inspirasi komunitas masyarakat maupun pegiat budaya menjadi sumber energi baru untuk mengangkat dan menyebarluaskan kebudayaan Indonesia ke kancah dunia. Menurutnya, pentas Opera
Majapahit ini menegaskan bahwa kebudayaan merupakan milik semua masyarakat Indonesia, tanpa membedakan etnis, agama, maupun golongan.
“Pentas Opera Majapahit ini juga dapat memberi nilai tambah cakrawala wawasan tentang sejarah kehidupan leluhur dan perkembangan budaya Nusantara. Dan penting untuk dipahami, diketahui, dan ditonton oleh seluruh masyarakat Indonesia,” tutup Mahendra.
Opera Majapahit: Gitarja, Sang Sri Tribhuwana berkisah mengenai Putri Permaisuri dari Kerajaan Majapahit di abad ke-13. Diadaptasi dari kitab Kakawin Nagarakertagama, opera ini akan menceritakan bagaimana upaya Gitarja dalam mewujudkan mimpi para leluhurnya dan ibunya, yaitu Gayatri Sri Rajapatni.
Pentas Opera Majapahit: Gitarja, Sang Sri Tribhuwana turut didukung oleh narator Nino Prabowo, penata musik Franki Raden dengan Indonesian National Orchestra, pesinden Satya Cipta dan Bethu, penata cahaya Iwan Hutapea, penata suara Nabil Husein, serta 12 orang pelakon dari seluruh Indonesia, dan sejumlah kru lainnya. dilansir kemdikbud.go.id