CARAPANDANG - Kementerian Luar Negeri RI berhasil memulangkan dua wanita yang menjadi korban penyiksaan oleh majikan di Libya.
Video kedua wanita itu sempat viral di media sosial, dan salah satu korban mengaku majikan sampai mencambuk mereka saat emosi. Dilaporkan situs Kemlu RI, Minggu (2/7/2023), dua Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Nusa Tenggara Barat (disingkat SM dan J) yang sebelumnya menjadi korban kekerasan.
Pemulangan kedua PMI tersebut dilakukan melalui koordinasi antara KBRI Tripoli, Kementerian Luar Negeri Libya, dan pihak Liya Labor Agency/syarikah.
Mereka sudah tiba dengan selamat di tanah air pada 28 Juni 2023 menggunakan pesawat Saudia Airlines. Awalnya, kedua PMI ini dijanjikan untuk bekerja di Istanbul, namun kemudian ditempatkan di wilayah Benghazi yang berjarak 1.000 kilometer dari ibu kota Libya, Tripoli. Mereka tiba di Libya pada pertengahan tahun sebelumnya.
KBRI Tripoli menerima laporan mengenai kasus ini pada tanggal 14 Juni 2023 dan segera mengambil langkah-langkah untuk membantu kedua PMI tersebut. Upaya yang dilakukan antara lain adalah menghubungi pihak agen dan kedua PMI pada tanggal 15 Juni 2023, mengirimkan nota diplomatik, serta berkomunikasi dengan pejabat setempat.
SM dan J diberangkatkan ke luar negeri tanpa melalui prosedur yang benar dan terindikasi menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Meskipun awalnya mereka dijanjikan untuk bekerja di Turki, namun kemudian dipekerjakan di Libya.