CARAPANDANG - Kepala unit pasukan khusus Korea Selatan, yang dilibatkan dalam penerapan darurat militer pekan lalu, menyebutkan bahwa para prajuritnya menjadi korban yang dimanfaatkan oleh mantan Menteri Pertahanan Kim Yong-hyun.
Tuduhan itu dilontarkan Kolonel Kim Hyun-tae, kepala Grup Misi Khusus 707, pada Senin saat ia berbicara pada konferensi pers dekat kantor kepresidenan di pusat Seoul.
"Pasukan unit 707 adalah korban yang paling malang yang dimanfaatkan oleh mantan Menteri Pertahanan Kim Yong-hyun," kata Kim. Ia berjanji akan bertanggung jawab penuh secara hukum atas tindakan-tindakan yang dilakukan unitnya.
Kim Hyun-tae menyebut dirinya sebagai komandan yang tidak kompeten dan tidak bertanggung jawab, serta mengatakan bahwa para prajuritnya hanya bersalah karena mengikuti perintahnya.
Grup Misi Khusus 707 dikerahkan untuk menyerbu Majelis Nasional setelah Presiden Yoon Suk Yeol Yoon pada Selasa (3/12) malam mendadak mendeklarasikan status darurat militer.
Yoon membatalkan keputusan tersebut setelah para legislator secara bulat memutuskan untuk menolak penerapan status tersebut.
Kejaksaan, sementara itu, telah memulai penyelidikan terhadap mantan Menhan Kim Yong-hyun atas tuduhan pengkhianatan terkait darurat militer yang dideklarasikan Yoon.
Jaksa menginterogasi sang mantan menteri pertahanan pada Minggu (8/12) sebagai bagian dari penyelidikan atas dugaan pengkhianatan terkait penerapan darurat militer.