Sebagai tanggapan terhadap kampanye semacam itu, militer Korsel telah menyiarkan propaganda anti-Korea Utara setiap hari melalui pengeras suara di perbatasan sejak 21 Juli.
Korea Utara merasa terancam oleh kampanye selebaran dan pengeras suara anti-Pyongyang, dengan kekhawatiran bahwa masuknya informasi dari luar dapat menimbulkan ancaman bagi rezim Kim Jong-un.
Sumber : Yonhap