Dalam pernyataannya, ICOM mengatakan pihaknya mengetahui laporan soal walkie-talkie dengan stiker logo perusahaan telah meledak di Lebanon.
"Tidak mungkin bom dapat diintegrasikan ke dalam salah satu perangkat kami selama proses pembuatan. Prosesnya sangat otomatis dan cepat, jadi tidak ada waktu untuk hal-hal seperti itu," kata Yoshiki Enomoto, seorang direktur di ICOM, kepada Reuters.
ICOM mengatakan bahwa mereka menghentikan produksi model radio yang diidentifikasi dalam serangan satu dekade lalu. Pihaknya menyebut bahwa sebagian besar yang masih dijual adalah palsu.
"Jika ternyata palsu, maka kami harus menyelidiki bagaimana seseorang membuat bom yang mirip dengan produk kami. Jika asli, kami harus melacak distribusinya untuk mengetahui bagaimana bom itu bisa ada di sana," kata Enomoto.
Perusahaan yang berbasis di Osaka tersebut memiliki beberapa kantor di negara lain, termasuk Amerika Serikat (AS), Jerman, dan China. ICOM mengatakan model 'IC-V82' yang tampak pada gambar ledakan merupakan model yang sudah tak diproduksi sejak 2014.
Alasan Hizbullah Masih Gunakan Pager
Sebagai informasi, Hizbullah telah menggunakan pager sebagai sarana komunikasi selama bertahun-tahun. Belum lama ini, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah memperingatkan anggota kelompoknya untuk tidak membawa ponsel. Ia mengatakan ponsel dapat digunakan oleh Israel untuk melacak pergerakan kelompok tersebut.