“Dari hasil itu, saya lebih bersemangat lagi (berbisnis) karena modal yang saya miliki saat itu bertambah banyak untuk mengembangkan bisnis lebih besar lagi,” ucapnya.
Dari waktu ke waktu makin banyak order jahitan yang diterima Saniyah. Seperti orderan mukena dan daster yang dipesan kepada dirinya untuk dijual kembali dengan merk dagang lain di media sosial. “Itu banyak banget jumlahnya dan mereka jahitnya ke Saniyah,” sebutnya yang menangani hingga ratusan jahitan setiap bulan dan berhasil memenangkan omzet belasan hingga puluhan juta.
Meski usianya terbilang muda namun semangat untuk mengembangkan potensi masyarakat sekitar sudah terpikir olehnya. Saniyah memberdayakan 25 orang karyawan yang berasal dari wilayah sekitar rumahnya untuk bekerja sebagai tim potong, tim jahit, tim pengemasan, dan tim pengiriman.
“Di samping menerima pesanan, saya juga membuka butik di rumah saya dengan merk dagang sendiri. Produk yan dihasilkan merambah ke jilbab, hampers mukena, hampers anak untuk kado maupun sovenir,” tutur pemilik hanniboutique20 ini.
Tantangan terbesar yang dirasakan selama menggeluti bisnis adalah pesatnya persaingan di bidang garmen. “Tapi saya percaya rezeki sudah ada yang mengatur,” ucapnya optimistis. Bisnisnya justru berkembang dari mulut ke mulut, namun ia menyadari seiring perkembangan zaman, promosi produk juga perlu dilakukan melalui marketplace dan sosial media.