Beranda Kesehatan Lemak Perut Berlebih Berisiko Tingkatkan Gangguan Metabolik

Lemak Perut Berlebih Berisiko Tingkatkan Gangguan Metabolik

Dikutip dari Medical Daily, Kamis, studi terbaru menambahkan alasan lain untuk menargetkan akumulasi lemak viseral yang membandel, karena para peneliti menemukan bahwa lemak ini terkait dengan nyeri kronis yang luas, terutama pada wanita.

0
Ilustrasi | Istimewa

CARAPANDANG.COM - Lemak perut berlebih dikenal meningkatkan risiko gangguan metabolik seperti diabetes dan penyakit jantung.

Dikutip dari Medical Daily, Kamis, studi terbaru menambahkan alasan lain untuk menargetkan akumulasi lemak viseral yang membandel, karena para peneliti menemukan bahwa lemak ini terkait dengan nyeri kronis yang luas, terutama pada wanita.

Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa obesitas, secara umum, terkait dengan nyeri muskuloskeletal.

Studi terbaru yang diterbitkan di jurnal Regional Anesthesia & Pain Medicine mengeksplorasi bagaimana jaringan lemak berlebih di sekitar perut mempengaruhi risiko nyeri muskuloskeletal kronis di berbagai lokasi tubuh.

Untuk menyelidiki hal ini, para peneliti menganalisis data dari 32.409 peserta dalam studi UK Biobank, dengan usia rata-rata 55 tahun.

Peserta mengisi kuesioner dan menjalani penilaian kesehatan, termasuk pemindaian MRI, untuk mengukur dua jenis lemak perut: jaringan adiposa viseral (VAT), yang mengelilingi organ internal, dan jaringan adiposa subkutan (SAT), lemak tepat di bawah kulit yang bisa dicubit.

Peserta diminta untuk melaporkan adanya nyeri, termasuk nyeri di leher/bahu, punggung, pinggul, lutut, atau di seluruh tubuh selama lebih dari 3 bulan. Setelah dua tahun, pemindaian MRI dan penilaian nyeri diulang pada 638 peserta.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here