Retno dan Cassis juga mendiskusikan pembangunan hijau. "Indonesia berkomitmen kuat untuk berkontribusi dalam mencapai pembangunan berkelanjutan, antara lain melalui percepatan transisi energi,” tutur Retno.
Guna mempertahankan pertumbuhan perdagangan bilateral, Indonesia menginginkan penglibatan semua pemangku kepentingan bisnis dalam memanfaatkan I-EFTA CEPA dan memprioritaskan program peningkatan kapasitas pada standar Rules of Origin serta SPS.
“Sehubungan dengan itu, saya mengapresiasi masuknya Indonesia sebagai Negara Prioritas Kerja Sama Pembangunan Swiss 2021-2024, untuk keempat kalinya berturut-turut,” sambung dia. Program itu sudah mendanai 37 proyek sektor publik-swasta, termasuk prakarsa Pengembangan Keterampilan Energi Terbarukan dan prakarsa di bawah MoU mengenai Lanskap Berkelanjutan.
“Ke depannya, saya berharap kita dapat menjajaki lebih banyak inisiatif melalui kerangka kerja sama ini untuk mengembangkan dan mendukung pembangunan hijau di Indonesia,” kata Retno.
Cassis sendiri menegaskan dukungan Swiss kepada Indonesia, khususnya pada prioritas kerja sama yang fokus kepada penguatan daya saing dan isu keberlanjutan.
Dia berharap kedua negara bersama-sama menciptakan kondisi kerja sebaik mungkin agar sektor swasta Swiss bisa lebih banyak berinvestasi di Indonesia.