Sementara terkait ketahanan pangan, Retno menyinggung tentang perang di Ukraina yang telah menyebabkan kelangkaan pangan dan kenaikan harga kebutuhan pokok.
Dunia juga menghadapi banyak masalah terkait pangan dari gagal panen yang terhambat akibat perubahan iklim dan tingginya tingkat kelaparan.
Memperhatikan tantangan-tantangan tersebut, Retno memastikan bahwa kepemimpinan Indonesia akan memprakarsai inisiatif yang akan membangun mekanisme regional untuk memperkuat ketahanan pangan, rantai pasokan regional, dan pertanian berkelanjutan.
“Pemerintah daerah dan pusat harus berperan untuk mendukung hal ini dengan memastikan ketersediaan, aksesibilitas, dan pemanfaatan pangan,” tutur dia.
Terakhir mengenai transisi energi, dia mengatakan bahwa ekonomi hijau merupakan masa depan Asia Tenggara. Indonesia telah menetapkan target yang ambisius yaitu target bauran energi 23 persen dari energi terbarukan pada 2025, dan emisi nol bersih pada 2060.
ASEAN pun berkomitmen untuk mencapai target energi terbarukan sebesar 23 persen dalam pasokan energi pada 2025.
“Tidak hanya untuk keberlanjutan, transisi ini sangat penting untuk transformasi ekonomi ASEAN. Kunci transformasi ini adalah mengembangkan industri hilir termasuk produksi baterai kendaraan listrik,” kata Retno.