Dari 2.330 suara, 49,9% responden mengatakan mereka memperkirakan harga logam kuning akan berada dalam kisaran tersebut pada akhir tahun 2024. Sementara itu, 32,3% meyakini harganya akan berada di atas US$3.000 per troy ons dan 17,9% memperkirakan harganya akan berada di bawah US$2.600 per troy ons.
Peningkatan ini ditopang oleh pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) pada minggu lalu, serta spekulasi bahwa bank sentral AS akan melakukan pemangkasan lebih lanjut tahun ini.
Suku bunga yang lebih rendah menjadi pertanda baik bagi emas, mengingat suku bunga tersebut mengurangi biaya peluang untuk berinvestasi pada aset yang tidak memberikan imbal hasil.
Analis di UBS telah menaikkan perkiraan harga emas mereka, dengan mengatakan bahwa mereka sekarang memproyeksikan bahwa emas akan mencapai US$2.750 per troy ons pada akhir tahun 2024, naik dari prospek sebelumnya sebesar US$2.600 per troy ons.
Namun, Bank of America (BoA) menegaskan kembali perkiraannya bahwa harga emas akan mencapai puncaknya pada US$3.000 per ons pada tahun 2025. Perkiraan ini didasarkan pada berbagai faktor ekonomi dan geopolitik yang terus mendukung permintaan terhadap logam mulia ini.
Analis di Bank of America (BoA) juga mengatakan bahwa meskipun harga emas jauh di atas rata-rata pergerakan 200 hari, kenaikan emas secara historis "datar 1-6 bulan setelah diperdagangkan pada titik ekstrem seperti itu."