Penurunan kinerja perdagangan Indonesia tidak hanya terjadi dengan China tetapi dengan semua negara mitra dagang utama. Ekspor ke Amerika Serikat, Jepang, India dan Filipina pada tahun lalu bahkan anjlok lebih parah hingga dua digit, demikian juga dengan penurunan kinerja impor ke semua mitra dagang utama.
Seiring penurunan nilai perdagangan dengan China dan mitra dagang utama lainnya, total nilai ekspor Indonesia pada 2023 menyusut 11,3 persen sementara impor menurun 6,6 persen. Hal ini menyebabkan surplus perdagangan Indonesia menurun menjadi 36,9 miliar dolar AS dari rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Ekonom dari Bank Danamon, Irman Faiz, menilai kinerja perdagangan tahun lalu masih mencatatkan surplus terutama karena batu bara dan minyak kelapa sawit, namun penurunan harga komoditas menyebabkan hal itu tidak setinggi pada tahun sebelumnya.
"Seiring dengan melemahnya perekonomian global, permintaan ekspor diperkirakan akan terus melambat dan diperburuk dengan menurunnya harga komoditas ekspor," tulis Faiz dalam catatannya usai perilisan data BPS.