Bogomil Ferfila, seorang ilmuwan politik Slovenia, mengaitkan tekanan pasokan listrik di Balkan Barat itu dengan sejumlah faktor seperti minimnya pendanaan infrastruktur energi yang parah, salah urus yang terus berlanjut, dan hambatan geopolitik. Selama musim puncak tersebut, konsumsi listrik berpotensi melonjak secara tidak normal, menyebabkan jaringan listrik mengalami kelebihan beban, ungkapnya kepada Xinhua.
Selain itu, kelangkaan air juga melanda beberapa wilayah di Eropa. Belum lama ini, hotel-hotel di Sisilia, Italia, menolak kedatangan pelancong akibat kelangkaan air. Beberapa bagian di wilayah pulau tersebut mengalami kesulitan yang parah, dengan pasokan air dilaporkan hanya tersedia selama dua hingga tiga jam per hari. Di beberapa daerah terpencil, warga melakukan protes karena tidak memiliki akses terhadap air bersih selama enam pekan.
Demikian juga, desa-desa di wilayah Kardzhali di Bulgaria menghadapi kelangkaan air minum yang serius akibat gelombang panas dan minimnya curah hujan. Sejumlah pembatasan terkait penggunaan air diterapkan di Pchelarovo, yang terletak sekitar 230 km di sebelah tenggara Sofia, ibu kota Bulgaria, di mana warganya hanya dapat menikmati air bersih selama empat jam sehari.
Suhu tinggi di Eropa selatan dan timur diprediksi akan berlanjut, menyebabkan pasokan listrik dan air akan terus mengalami tekanan.
Orang-orang menikmati es krim di dekat pantai di Brighton, Inggris, pada 19 Juli 2024. (Xinhua)