Di sisi lain, partai oposisi utama, Partai Demokrat Konstitusional (CDP), berhasil memenangkan 148 kursi. Tetapi oposisi gagal meyakinkan pemilih bahwa mereka adalah pilihan yang layak untuk pemerintahan.
Sebelum parlemen dibubarkan, CDP hanya memiliki peringkat persetujuan 6,6%, menunjukkan ketidakpuasan publik. Pemimpin CDP, Yoshihiko Noda, mengungkapkan rencananya untuk bekerja sama dengan partai lain demi mengalahkan LDP.
LDP kini berusaha keras untuk memperbaiki citra yang telah tercoreng di mata publik, terutama setelah kontroversi terkait hubungan partai dengan Gereja Unifikasi. Selain itu, skandal korupsi politik juga mengguncang partai dengan dugaan penggelapan dana yang mencapai jutaan dolar.