Meskipun Iky dan keluarga menghadapi berbagai keterbatasan, semangat dan keuletan mereka patut diacungi jempol. Iky, sebagai anak sulung, tidak hanya menjaga dan merawat adik-adiknya dengan penuh kasih saying, tetapi juga mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari serta biaya sekolah.
Tidak hanya itu, Nenek Sa'adah, sebagai tulang punggung ekonomi keluarga, menjalankan usaha pembuatan keripik dengan penuh semangat demi menghidupi keempat cucunya. Tidak pernah terdengar keluh kesah dari bibirnya. Semua dijalani dengan penuh keikhlasan.
Mengetahui hal tersebut, Kementerian Sosial melalui Sentra Budi Perkasa di Palembang mempertemukan kembali Iky dan ayahnya Ferdi yang telah lama terpisah. Diketahui Ferdi bekerja serabutan di Palembang. Sebelumnya Ferdi membantu menjaga parkiran. Terkadang dua hari sekali, terkadang tidak mendapat tugas menjaga parkir karena semuanya tergantung pemegang wilayah parkir. Dari hasil parkir tersebut Ferdi harus menyerahkan setoran Rp80.000 setiap harinya kepada pemegang wilayah, sehingga pendapatan bersih yang diterima Ferdi sekitar Rp100.000 – Rp120.000 setiap bertugas.
Mengetahui kondisi tersebut, Kemensos memberikan bantuan kewirausahaan kepada Ferdi untuk usaha berjualan bakso bakar dan keripik. Ferdi punya keinginan untuk bekerja, karena itu sebagai bekal untuk bekerja, Ferdi belajar las di Sentra Budi Perkasa di Palembang.