Lantas apakah penolakan tersebut akan memecah suara NU pada Pilpres 2024. Menurut hemat penulis jika itu pun terjadi tidak akan menggerus suara Cak Imin secara signifikan. Hal ini dapat dibuktikan selama dipimpin Muhaimin Iskandar suara PKB tidak tergerus. Inilah bukti bahwa sosok Muhaimin masih dapat diterima oleh warga Nadhiyin.
Selain itu, meski tidak henti-hentinya Yeny Wahid menuduh Muhaimin telah mengkudeta Gusdur dengan merebut secara paksa PKB, hal ini juga tidak membuat pengikut Gusdur atau Gusdurian meninggalkan PKB. Bahkan, ada dari sebagian besar Gusdurian tetap berjuang bersama-sama Muhaimin dan buktinya PKB masih menjadi partai papan atas dengan menempati peringkat keempat pada Pileg 2019 lalu.
Ajakan tidak langsung yang disuarakan oleh Ketua Umum PBNU dan Gus Yaqut agar tidak memilih Cak Imin pun menurut hemat penulis juga tidak akan berdampak signifikan. Pasalnya banyak juga ulama NU di Jawa Timur dan Jawa Tengah yang memiliki basis massa yang kuat di akar rumput telah memutuskan berjuang untuk memenangkan Cak Imin sebagai wakil presiden. Maka, meski suara NU terbelah, mayoritas akan tetap menjatuhkan pilihannya kepada pasangan Anies-Muhaimin.