Selain infrastruktur, Respati menyebutkan konektivitas sebagai tantangan terbesar bagi ITDC dalam mengelola ekosistem pariwisata, sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia untuk meningkatkan infrastruktur bandar udara (bandara).
"Kami memahami aksesibilitas, termasuk bandara yang terkoneksi dengan baik, adalah kunci keberhasilan destinasi (wisata). Semakin banyak penerbangan yang mendarat di sini, semakin banyak (pula) wisatawan yang akan datang ke Lombok," ujar Respati.
Respati menyatakan bahwa saat ini, hanya terdapat delapan hingga 10 penerbangan pulang pergi (round trip) per hari. Dia berharap angka ini akan meningkat, terutama dari China, Malaysia, dan Singapura, tiga negara yang menurut data statistik Indonesia menyumbang jumlah wisatawan mancanegara tertinggi ke negara itu.
Dia juga menyebut bahwa Indonesia telah menjalin kolaborasi dengan Bank Investasi Infrastruktur Asia (Asian Infrastructure Investment Bank/AIIB) untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dasar sebagai bagian dari proyek Mandalika.
Respati menekankan bahwa setiap proyek pembangunan atau investasi harus melibatkan komunitas lokal, mengingat pemerintah Indonesia menargetkan untuk memastikan masyarakat setempat mendapatkan manfaat, terutama lewat peluang kerja.