CARAPANDANG - Perekonomian Israel mulai menunjukkan tanda kemerosotan sejak melakukan serangan kepada Palestina pada 7 Oktober 2023.
Mengutip The Cradle, Sabtu (13/7/2024), perusahaan manajemen risiko Israel, CofaceBdi, memperkirakan bahwa 60.000 bisnis diperkirakan akan ditutup pada akhir 2024.
Menurut surat kabar Ibrani Maariv, sampai 10 Juli 2024, ada sebanyak 46.000 bisnis Israel terpaksa tutup akibat perang yang sedang berlangsung dan dampak buruknya terhadap perekonomian, dan merujuk pada Israel sebagai 'negara yang sedang dalam kehancuran.'
Angka tutupnya usaha tersebut sangat tinggi dan mencakup banyak sektor. Sekitar 77% dari bisnis yang telah ditutup sejak awal perang, yang mencakup sekitar 35.000 bisnis, adalah bisnis kecil dengan lima karyawan, dan merupakan yang paling rentan dalam perekonomian.
CEO Coface Yoel Amir menambahkan dalam laporan tersebut bahwa industri yang paling rentan adalah industri konstruksi, dan sebagai akibatnya seluruh ekosistem yang beroperasi di sekitarnya seperti industri keramik, AC, aluminium, bahan bangunan, dan banyak lagi. "Semuanya mengalami kerusakan parah,” ujarnya.
Sektor perdagangan juga sangat terkena dampaknya. Ini mencakup sektor jasa dan industri termasuk fesyen, furnitur, peralatan rumah tangga, hiburan, transportasi, dan pariwisata.