“Ciri khasnya adalah tempat laptop yang kami pasang di belakang kursi pengemudi untuk putra saya, dan di dalamnya ada sampah yang dia taruh di sana,” kata LaFerniere kepada BBC.
Ciri-ciri lain yang menunjukkan bahwa itu mobilnya terlihat pada beberapa foto mobil tersebut, katanya.
“Tidak ada keraguan dalam pikiran saya bahwa itu adalah kendaraan saya.”
Kisah LaFarniere bukanlah sesuatu yang unik. Pada 2022, lebih dari 105.000 mobil dicuri di Kanada – sekitar satu mobil setiap lima menit.
Korban pencurian dari warga awam sampai Menteri Kehakiman Federal Kanada. Mobil dinas Toyota Highlander XLE miliknya diambil dua kali oleh pencuri.
Awal musim panas ini, Interpol memasukkan Kanada ke dalam 10 negara dengan rekam jejak terburuk dalam hal pencurian mobil dari 137 negara yang ada dalam bank data mereka.
Oleh juru bicara Interpol, hal ini disebut sebagai sebuah prestasi yang “luar biasa”, mengingat Kanada baru mulai mengintegrasikan data mereka dengan organisasi kepolisian internasional pada bulan Februari silam.
Pihak berwenang mengatakan begitu mobil-mobil ini dicuri, mobil tersebut akan disalahgunakan dalam kejahatan lainnya, dijual ke warga Kanada lain yang tidak menaruh curiga, atau dikirim ke luar negeri untuk dijual kembali.
Interpol mengatakan pihaknya mendeteksi lebih dari 1.500 mobil di seluruh dunia yang telah dicuri dari Kanada sejak Februari silam.
Pencurian mobil merupakan sebuah epidemi sehingga dinyatakan sebagai “krisis nasional” oleh Biro Asuransi Kanada, yang mengatakan bahwa perusahaan asuransi harus membayar klaim senilai lebih dari C$1,5 miliar (Rp17,8 triliun) akibat pencurian mobil tahun lalu.
Masalah ini telah memaksa kepolisian Kanada mengeluarkan iklan layanan masyarakat tentang cara melindungi kendaraan dari pencurian.
Sementara itu, beberapa warga Kanada telah mengambil tindakan sendiri, mulai dari memasang pelacak di mobil mereka hingga menyewa petugas keamanan swasta di lingkungan sekitar.
Beberapa warga yang mampu bahkan memasang tiang pembatas di jalan masuk rumah mereka – serupa dengan yang terlihat di bank dan kedutaan – demi menghalangi pencuri.
Nauman Khan, yang tinggal di Mississauga, sebuah kota di luar Toronto, memulai bisnis pemasangan tonggak pembatas setelah dia dan saudara laki-lakinya menjadi korban pencurian mobil.
Dalam satu kesempatan, Khan mengatakan para pencuri masuk ke rumahnya saat istri dan anak kecilnya sedang tidur. Mereka mencari kunci Mercedes GLE miliknya yang diparkir di depan, katanya, namun mereka kabur setelah dia mengadang mereka.
Setelah pengalaman “traumatis” itu, Nauman Khan menjual mobil-mobilnya. Dia menyisakan dua kendaraan keluarga yang “sederhana”.
Selama menjalani bisnisnya, Khan mengatakan dia sering mendengar cerita serupa dari orang-orang di seluruh wilayah Toronto.
“Sangat sibuk,” katanya.
“Kami punya satu klien yang rumahnya sering diserbu sehingga dia menyewa penjaga keamanan setiap malam di luar rumahnya karena dia merasa tidak aman.”
Maraknya pencurian mobil di Kanada sungguh mengejutkan mengingat betapa kecilnya populasi negara tersebut dibandingkan dengan AS dan Inggris – negara-negara lain dengan tingkat kejahatan serupa yang tinggi, kata Alexis Piquero, Direktur Biro Statistik Keadilan AS.
“(Kanada) juga tidak memiliki kota pelabuhan sebanyak Amerika,” kata Piquero.
Meskipun AS, Kanada, dan Inggris mengalami lonjakan pencurian mobil sejak pandemi Covid-19, tingkat pencurian di Kanada mencapai 262,5 kasus per 100.000 orang. Angka ini lebih tinggi dibandingkan di Inggris dan Wales yang mencapai 220 kasus per 100.000 orang, menurut data terbaru yang tersedia dari masing-masing negara.
Jumlah ini juga hampir sama dengan Amerika Serikat, yang mencatat sekitar 300 kasus pencurian kendaraan per 100.000 orang, berdasarkan data tahun 2022.
Peningkatan curanmor dalam beberapa tahun terakhir ini sebagian disebabkan oleh kekurangan mobil global akibat pandemi sehingga permintaan kendaraan bekas dan baru semakin tinggi.
Ada juga pasar yang berkembang untuk model mobil tertentu secara internasional, menjadikan pencurian mobil sebagai penghasil pendapatan terbesar bagi kelompok kejahatan terorganisir, kata Elliott Silverstein, direktur hubungan pemerintah di Canadian Automobile Association.
Namun Silverstein mengatakan operasional pelabuhan Kanada membuat mereka lebih rentan terhadap pencurian jenis ini dibandingkan negara lain.
“Dalam sistem pelabuhan, ada fokus yang lebih besar pada apa yang masuk ke dalam negeri dibandingkan apa yang keluar dari negara tersebut,” katanya, seraya menambahkan bahwa begitu kendaraan dimasukkan ke dalam kontainer di pelabuhan, maka akan semakin sulit untuk mencapainya.
Adapun, polisi berhasil menemukan beberapa mobil curian.
Pada Oktober lalu, Dinas Kepolisian Toronto mengumumkan penyelidikan selama 11 bulan dan menemukan 1.080 kendaraan senilai sekitar C$60 juta (setara Rp714 miliar. Akibatnya, lebih dari 550 tuntutan diajukan.
Dan antara pertengahan Desember dan akhir Maret silam, petugas perbatasan dan polisi menemukan hampir 600 kendaraan curian di Pelabuhan Montreal setelah memeriksa 400 kontainer pengiriman.
Namun, jenis operasi ini mungkin sulit dilakukan mengingat banyaknya volume barang dagangan yang melewati pelabuhan tersebut, kata para ahli.
Sekitar 1,7 juta kontainer dipindahkan melalui Pelabuhan Montreal pada tahun 2023 saja.
Staf pelabuhan juga tidak memiliki kewenangan untuk memeriksa kontainer dalam banyak kasus, dan di wilayah yang dikontrol bea cukai hanya petugas perbatasan yang dapat membuka kontainer tanpa surat perintah.
Pada saat yang sama, Badan Layanan Perbatasan Kanada (CBSA) sedang bergulat dengan kondisi staf yang minim, menurut laporan yang diserahkan oleh serikat pekerja tersebut kepada pemerintah pada bulan April.
Patrick Brown, wali kota Brampton – kota lain di Ontario yang dilanda pencurian mobil – baru-baru ini mengunjungi Terminal Kontainer Port Newark di New Jersey untuk membandingkan taktik inspeksi antara AS dan Kanada.
Dia mengatakan kepada surat kabar National Post bahwa pihak berwenang AS “memiliki pemindai. Mereka mengukur kepadatan. Mereka bekerja sama dengan penegak hukum setempat”.
“Ini adalah hal-hal yang tidak kami lakukan di Kanada,” katanya.
Pada bulan Mei, pemerintah Kanada mengatakan akan menginvestasikan jutaan dolar untuk meningkatkan kemampuan pemindaian dalam mencari kontainer pengiriman. Polisi juga akan mendapatkan uang tambahan untuk memberantas pencurian mobil di komunitasnya.
Namun Silverstein mengatakan dia yakin elemen yang hilang dalam menanggulangi pencurian mobil adalah produsen mobil itu sendiri.
“Semua orang berbicara tentang upaya mengembalikan kendaraan yang dicuri. Namun, fokus saya adalah mengapa kita tidak membuat kendaraan lebih sulit untuk dicuri?” katanya.
Sementara itu, pemilik mobil seperti LaFarniere masih memikirkan apa yang harus dilakukan untuk menjaga keamanan kendaraannya.
Setelah truk Ram Rebel miliknya dicuri, ia menggantinya dengan Toyota Tundra – kendaraan yang digambarkan LaFarniere sebagai “truk impiannya”.
Kali ini, ia memasang engine immobilizer di atasnya sehingga pencuri sulit menghidupkan mesin mobil.
Dia juga melengkapinya dengan pelacak tanda jika mobil itu dicuri, dan menambahkan pentungan di roda kemudi untuk mengukurnya.
Akan tetapi, pencuri tampaknya tidak terpengaruh dengan langkah-langkah itu.
Sepasang suami istri datang ke halaman rumah LaFarniere, kali ini untuk mencuri mobil Tundra miliknya. Namun mereka mengalami kesulitan dan terpaksa memecahkan jendela belakang untuk bisa masuk.
Keributan itu membangunkan LaFarniere dan dia menelepon 911.
Para pencuri berhasil melarikan diri dalam waktu empat menit sampai polisi tiba.
Dia membayar untuk memperbaiki truk barunya dan kemudian menjualnya.
Seluruh cobaan ini, katanya, sungguh “mengecewakan”.