Tiongkok juga menyebutkan bahwa kapal Filipina melakukan manuver yang menyebabkan tabrakan. Tindakan Tiongkok tersebut memicu kekhawatiran dari AS, Jepang, Uni Eropa, dan sekutu Barat lainnya.
Sebagai bagian dari kerja sama keamanan, Jepang memberikan bantuan senilai 1,6 miliar yen (Rp169,3 miliar) kepada Filipina. Bantuan tersebut meliputi radar pantai, perahu karet, dan peralatan pengawasan lainnya.
Jepang juga membantu memperkuat radar pengawasan udara Filipina. Langkah ini memperkuat kerja sama kedua negara dalam menghadapi ancaman di Laut Cina Selatan.
Sementara itu, AS menegaskan komitmennya untuk membela Filipina, sesuai dengan perjanjian keamanan bilateral. Filipina berkoordinasi dengan sekutu, dan patroli bersama ini menjadi simbol solidaritas antara AS, Jepang, dan Filipina.
Patroli bersama ini menunjukkan upaya sekutu untuk menjaga stabilitas regional dan menegakkan supremasi hukum internasional. Patrol ini juga bertujuan untuk memperkuat keamanan di wilayah yang strategis tersebut.