Arvind menyebutkan tanda-tanda bahwa anak mengalami kecanduan bermain gawai antara lain mulai mengganggu aktivitas sehari-hari seperti mengerjakan PR, aktivitas di luar ruangan, dan aktivitas kreatif lainnya. Selain itu keadaan emosional dan perilaku anak-anak mengalami perubahan.
Jika terpapar oleh konten agresif atau tidak layak untuk umurnya, maka akan menyebabkan anakanak berperilaku kasar atau mudah cemas serta dapat menurunkan kognitifnya yang berdampak pada performa akademik di sekolah.
Arvind memberikan beberapa kiat untuk mengatur waktu penggunaan gawai oleh anak agar mencegah timbulnya kecanduan.
Orang tua perlu membuat aturan jelas dan mengatur batas waktu yang diizinkan untuk anak dalam mengakses gawainya. Orang tua dapat membantu memberikan pemahaman kepada anakanak tentang konsekuensi penggunaan gawai secara berlebihan. Hal tersebut dapat membantu anak-anak memahami pentingnya membuat batasan dengan penggunaan platform digital.
Cara lain yang bisa diterapkan yaitu membuat zona bebas gawai di rumah contohnya di ruang belajar, ruang makan, atau kamar tidur. Membuat zona bebas gawai dapat mengalihkan anakanak dari gawainya.
Ketika anak tengah memainkan gawai, sebaiknya orang tua perlu menemani karena dapat membantu mengembangkan ikatan hubungan antara orang tua dan anak.