Tidak hanya itu, kata dia, masyarakat Gampong Beurawe juga berupaya terus merawat tradisi ini agar tidak tergerus zaman. Pihak gampong melakukan pewarisan budaya ini kepada generasi muda.
“Makanya kita terus berusaha cari donatur agar bisa terus kita adakan tradisi ini. Kemudian, kita ajak juga pemuda-pemuda gampong ikut mengamati sehingga nantinya pun bisa menjagai juru dapur yang meracik bumbu,” katanya.
Tradisi pembagian bubur kanji rumbi ini tidak hanya dirasakan warga Gampong Beurawe, tetapi juga banyak dirasakan oleh masyarakat seputar Kota Banda Aceh hingga Aceh Besar.
Dalam kesempatan ini, salah seorang warga asal Pidie Jaya yang telah tinggal di Gampong Beurawe sejak 2010, Nurbaiti, mengaku tidak pernah absen selama untuk mengantre bubur kanji di Masjid Al-Furqan.
“Sejak tinggal di sini, setiap Ramadhan selalu mengambil kanji di sini karena rasanya enak. Beda dengan kanji yang ada dibagikan di tempat lain,” katanya.
Selain rasa, ibu dua orang anak itu juga menyampaikan telah merasakan manfaat menyantap bubur kaya rempah tersebut bagi kesehatan sehingga tidak pernah melewatkan saat berbuka.
“Kalau saya berbuka dengan makanan lain rasanya tubuh masih lemas mungkin karena pakai penyedap, tetapi kalau berbuka dengan kanji rumbi segar badan sampai mengeluarkan keringat karena kandungan rempahnya,” demikian Nurbaiti. dilansir antaranews.com