Namun, hal itu membuat Hamka terkena tembak dan difitnah terlibat dalam usaha pemberontakan kepada Soekarno.
Sedangkan di trailer volume 3, digambarkan bahwa Hamka sudah menunjukkan minat yang besar terhadap tradisi dan sastra sejak kecil hingga mengabaikan pendidikannya di pesantren. Sikapnya itu membuat dia sering berbenturan dengan sang ayah.
Dia pun memutuskan untuk pergi belajar ke Mekkah dan naik haji dengan usahanya sendiri. Di sana, Hamka belajar berorganisasi, menemukan sistem manasik haji (atas restu Raja Arab), dan mendapatkan misi terbesar dalam hidupnya, yaitu membangun islam di Indonesia.
"Film ini bisa dinikmati oleh seluruh keluarga dari generasi Z hingga generasi orangtua. Perjuangan hidup Buya Hamka menginspirasi, dari semangat belajarnya yang otodidak dan perjalanan beliau di berbagai periode yang penuh romantika dan sangat menarik," kata produser film Falcon Pictures Frederica.
Sementara itu, produser Starvision Chand Parwez mengatakan film tersebut merupakan film keluarga yang dapat ditonton semua kalangan dan diharapkan dapat meraih sukses hingga ke mancanegara.
"Ini karya yang bisa dirayakan bersama kehadirannya dan bisa ditonton keluarga dari segenap kalangan masyarakat. Karya menghibur yang syarat pesan ini akan menjadi penyiram kalbu, membuat hati hangat dan mengajak kita haru juga senyum ketika menontonnya," ujar Parwez.