Badan-badan kemanusiaan mengungkapkan bahwa biaya untuk membantu 250 juta orang yang terdampak konflik, bencana alam, penyakit, dan krisis-krisis lainnya tahun lalu melonjak menjadi 56,7 miliar dolar AS, mencapai rekor tertinggi. Namun, dana yang diterima untuk memenuhi jumlah itu kurang dari 40 persen, sebut badan-badan kemanusiaan PBB.
Suntikan dana darurat baru ini akan membantu mempertahankan program bantuan kemanusiaan yang menyelamatkan nyawa bagi masyarakat yang menghadapi krisis-krisis terburuk di dunia, ujar Koordinator Bantuan Darurat PBB Martin Griffiths. "Ini merupakan pengingat tentang peran krusial CERF pada saat ada kebutuhan kemanusiaan yang sangat besar dan kekurangan dana yang kronis. Namun, dengan donasi berada pada tingkat terendah dalam beberapa tahun terakhir, dampak yang menyelamatkan nyawa dari CERF sendiri kini menghadapi tantangan serius."
Griffiths menambahkan bahwa sangat penting bagi negara-negara anggota untuk menyediakan pendanaan penuh dan tepat waktu untuk CERF.
Menurut OCHA, kebutuhan kemanusiaan diperkirakan akan terus melonjak pada 2024.
"Alokasi CERF ini sangat penting untuk meningkatkan bantuan dan memacu dukungan donor lebih lanjut untuk beberapa krisis yang paling berkepanjangan dan terabaikan di dunia," ungkap OCHA. "Pendanaan baru ini juga akan memperkuat kemitraan dengan organisasi-organisasi lokal dan meningkatkan akuntabilitas."