Kantor berita Rusia melaporkan bahwa AS dan Rusia berencana mengeluarkan pernyataan bersama mengenai hasil pembicaraan. Namun, belum ada tanda-tanda bahwa Moskow akan menyetujui gencatan senjata.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menuduh Rusia ingin memperoleh keuntungan di medan perang sebelum menyetujui gencatan senjata. Kremlin pun meredam ekspektasi akan adanya penyelesaian cepat meskipun tekanan internasional semakin meningkat.
Seorang negosiator Rusia, Grigory Karasin, menyebut bahwa pembicaraan dengan AS berlangsung intens dan bermanfaat. Namun, belum ada kesepakatan yang dicapai dalam perundingan tersebut.
Moskow menegaskan bahwa pembicaraan akan terus berlanjut dengan melibatkan PBB dan negara lain. Sebelumnya, AS dan Rusia mengadakan pertemuan selama 12 jam di sebuah hotel mewah di Arab Saudi, tetapi hasilnya masih belum jelas.
Kyiv sempat menyetujui gencatan senjata 30 hari yang diusulkan AS, namun Presiden Rusia Vladimir Putin menolaknya. Meskipun berbagai negosiasi terus berlangsung, prospek tercapainya kesepakatan damai masih belum dapat dipastikan.
