Untuk menciptakan situasi yang memungkinkan hal itu berjalan, harus terdapat juga kerangka kerja politik yang terikat waktu demi mengakhiri pendudukan Israel dan mewujudkan solusi dua negara yang sejalan dengan sejumlah resolusi PBB terkait, hukum internasional, dan perjanjian bilateral, kata Wennesland. "Upaya-upaya itu harus menyatu dan dipercepat jika kita ingin keluar dari mimpi buruk ini (dan) menuju lintasan yang dapat memberikan peluang bagi warga Palestina dan Israel untuk mencapai perdamaian abadi."
Wennesland menyampaikan bahwa perang di Gaza telah berlangsung hampir 140 hari, tetapi belum ada titik terang kapan hal itu akan berakhir.
Anak-anak terlihat di sebuah bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di Kota Rafah, Jalur Gaza selatan, pada 22 Februari 2024. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)
Dia menyatakan kekhawatiran mendalam perihal potensi serangan militer berskala besar oleh Israel di wilayah Rafah yang padat penduduk, lokasi berlindung bagi sekitar 1,4 juta warga Palestina sekaligus satu-satunya titik masuk bagi barang-barang kemanusiaan.