SHARE

Istimewa

CARAPANDANG - 

Usaha tidak mengkhianati hasil. Begitu yang ditunjukkan industri pengolahan sepanjang 2023. Berkat kinerja impresif sektor tersebut, kontribusi positif berhasil diberikan terhadap pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) nasional.

Adalah Prompt Manufacturing Index (PMI) Bank Indonesia sebagai bukti. Pada triwulan IV-2023 PMI mencapai 51,20% atau masih berada di zona ekspansi. Selain itu, kapasitas produksi terpakai pada periode yang sama mencapai 73,91%, meningkat dibandingkan triwulan IV-2022 yang sebesar 71,49%. Ini menandakan industri pengolahan masih menunjukkan peningkatan aktivitas produksi.

Dengan performa tersebut, berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), pada triwulan IV-2023 (y-on-y), industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan tertinggi bagi perekonomian, yakni sebesar 0,85%. Industri pengolahan juga menjadi sumber pertumbuhan tertinggi pada 2023 (c to c), sebesar 0,95%. Di 2023, sektor industri pengolahan tumbuh 4,64% (c to c).

Di tengah kondisi perekonomian dunia yang melemah, kondisi industri pengolahan tetap tumbuh dan berhasil lepas dari krisis yang terjadi pada 2023, tentu melegakan. Dalam bahasa Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, yang disampaikan di Jakarta, pada Sabtu (10/2/2024), itu sebagai kerja keras dan resiliensi sektor industri manufaktur Indonesia.

Sebagai informasi, sepanjang 2023, perekonomian dunia dibayangi oleh perdagangan global yang mengalami kontraksi, akibat penurunan nilai perdagangan barang. Namun, industri pengolahan masih tumbuh stabil, didukung oleh permintaan domestik dan global. Hal ini dapat dilihat pada pertumbuhan di beberapa subsektor industri seperti industri logam dasar, industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik, industri alat angkutan, industri pengolahan tembakau, serta industri kertas dan barang dari kertas, percetakan, dan reproduksi media rekaman. dilansir indonesia.go.id

Halaman :
Tags
SHARE