Ia mengungkapkan, data Global Burden of Disease (GBD) 2021 menunjukkan peningkatan beban penyakit akibat gangguan neurologis sebesar 18 persen sejak 1990, bahkan telah melampaui penyakit jantung dan pembuluh darah dalam hal beban global.
“Di Indonesia, gangguan neurologi menempati peringkat pertama dalam daftar penyakit rawat jalan di rumah sakit. Utamanya, penyakit stroke menjadi perhatian besar,” jelasnya.
Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stroke nasional mencapai 8,3 per 1.000 penduduk, sedangkan Sumatera Barat lebih tinggi, yakni 8,8 per 1.000 penduduk. Bahkan, beban pembiayaan kesehatan akibat stroke tahun 2023 mencapai Rp5,2 triliun.
Cegah Sejak Dini dengan Gaya Hidup Sehat
Mahyeldi menekankan pentingnya pencegahan gangguan neurologis sejak dini melalui perubahan pola hidup.
“Penyakit ini bisa dicegah dengan mengendalikan faktor risiko, menjalani gaya hidup sehat, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, berolahraga teratur, mengelola stres, dan menghindari rokok serta alkohol,” katanya.
Pemerintah, lanjutnya, telah menjadikan penyakit stroke sebagai salah satu prioritas nasional dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan sejak 2023. Melalui program Cek Kesehatan Gratis (CKG), pemerintah berkomitmen memperkuat deteksi dini untuk menekan prevalensi penyakit tidak menular.
