PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI (kodesaham: BBNI) berkomitmen untuk mendukung ketahanan pangan nasional dengan pengembangan ekosistem pertanian yang melibatkan petani muda melalui program BNI Millennial Smartfarming.
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir perdagangan Kamis meningkat usai rilis risalah rapat Federal Open Market Committee (FOMC) atau dewan rapat kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) terkait ancaman resesi.
Wall Street lebih rendah pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), setelah risalah pertemuan kebijakan Federal Reserve untuk Maret mengungkapkan kekhawatiran di antara beberapa anggota Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mengenai krisis likuiditas bank regional.
Harga emas naik pada penutupan perdagangan Selasa (11/4/2023), berbalik menguat dari kerugian selama tiga hari berturut-turut karena dolar AS melemah menjelang rilis data inflasi AS.
Indeks saham utama Wall Street beragam pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), kehilangan tenaga di akhir sesi karena investor menunggu data inflasi penting
Rupiah melemah tipis melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan Selasa (11/4/2023). Awal pekan kemarin rupiah mampu melanjutkan penguatan setelah sebelumnya melesat empat pekan beruntun.
Pemerintah dalam hal ini Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk melarang kegiatan ekspor mineral mentah, salah satunya adalah bauksit. Hal itu merujuk pada Undang-undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan mineral dan batu bara (Minerba).
Isu resesi mulai membayangi pergerakan harga emas. Pada penutupan perdagangan Kamis (6/4/2023), emas ditutup di posisi US$ 2.008,02 per troy ons. Harga sang logam mulia turun 0,61%.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis diperkirakan bergerak variatif ditopang oleh lelang Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang dilakukan Bank Indonesia. IHSG dibuka menguat 3,24 poin atau 0,05 persen ke posisi 6.822,9.
Wall Street beragam pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena investor mencerna keputusan produsen minyak utama OPEC+ untuk memangkas produksi di tengah sejumlah data ekonomi AS yang lemah dengan S&P 500 menguat terangkat saham-saham energi.