CARAPANDANG.COM, TOKYO, 1 Desember (Xinhua) -- Zat kimia perfluoroalkil dan polifluoroalkil (per- and poly-fluoroalkyl substances/PFAS) yang berpotensi berbahaya telah terdeteksi pada sekitar 20 persen air keran di Jepang. Meskipun demikian, tidak ada sampel yang mengandung jumlah maksimum zat tersebut yang diperbolehkan untuk sementara waktu yang ditetapkan oleh pemerintah, seperti dilaporkan media setempat.
Dalam survei komprehensif pertama pemerintah yang bahkan mencakup perusahaan-perusahaan kecil penyedia air bersih, zat kimia itu terdeteksi pada sampel air dari 332 perusahaan air di 46 dari 47 prefektur di Jepang, dari total 1.745 perusahaan yang disurvei, lapor Kyodo News pada Jumat (29/11).
PFAS merupakan istilah umum untuk sekelompok 10.000 lebih zat kimia artifisial, termasuk asam perfluorooctane sulfonate atau PFOS, dan asam perfluorooctanoate atau PFOA, dua jenis PFAS yang paling representatif.
Pemerintah Jepang saat ini menetapkan batas sementara untuk kedua zat kimia tersebut dengan total 50 nanogram per liter untuk air keran dan sungai.
Tidak ada sampel yang mengandung zat itu yang secara total melebihi 50 nanogram, tetapi sampel dari tiga fasilitas air minum di Prefektur Aichi, Prefektur Nagasaki, dan Hokkaido ditemukan mengandung antara 47 hingga 49 nanogram zat kimia tersebut, menurut survei itu.