Pasar tenaga kerja yang kuat ditambah dengan upah terus tinggi maka membuat masyarakat AS akan terus meningkatkan aktivitas belanja dan membuat harga barang dan jasa terus meningkat. Hal ini menyebabkan inflasi menjadi sulit turun. Upah naik, maka inflasi di AS juga akan naik.
AS membutuhkan resesi untuk meredam inflasi. Mau tidak mau dibutuhkan pengangguran yang tinggi agar inflasinya turun.
Dampak Terhadap Indonesia
Ketika Amerika Serikat mengalami resesi, rupiah bisa diuntungkan. Sebab, ekspektasi The Fed akan memangkas suku bunganya tentunya akan semakin menguat. The Fed masih menaikkan suku bunga pada bulan ini, sementara Bank Indonesia sudah lama menghentikannya. Tetapi nyatanya nilai tukar rupiah masih kuat, sepanjang tahun ini penguatannya sekitar 5,2% dan menjadi mata uang terbaik ketiga di dunia.
Apalagi jika The Fed nantinya benar memangkas suku bunga, rupiah tentunya berpeluang lebih kuat lagi.
Namun di sisi lain, resesi yang dialami Amerika Serikat bisa berdampak pada ekspor Indonesia, sebab merupakan pasar ekspor terbesar kedua setelah China. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan sepanjang 2022 ekspor Indonesia ke Amerika Serikat nilainya mencapai US$ 28 miliar, berkontribusi sebesar 10% dari total ekspor.
Ketika resesi terjadi, permintaan dari Amerika Serikat berisiko menurun.